Jumat, 06 Februari 2015

Wanita Pembuat Status

Diposting oleh Unknown di 01.06 2 komentar
Hai...
Sebelum kamu membaca, salam hangat penuh kasih untukmu.

Maksud dari surat ku ini bukan untuk menggurui, atau bahkan menceramahimu.

Bukan... Bukan pula ingin membuat permusuhan denganmu. 

Apa kabar kamu? Bagaimana keadaanmu? kehidupanmu? Masalah percintaanmu? Bagaimana semuanya?

Ah aku rasa, semua orang tak perlu bertanya itu padamu, cukup membaca status-statusmu saja, mungkin, mungkin mereka sudah tahu dan tidak ingin tahu lagi tentangmu. 

Mungkin banyak cara manusia untuk melampiaskan apa yang terjadi dalam hidupnya, tapi sepertinya surat ku ini ingin sekali tertuju padamu.

Bukan sekali atau dua kali, bahkan hampir tiap menit aku melihat tulisanmu, iyah tulisan statusmu.

Kita sesama wanita, aku mengerti rasanya ketika kita sedang dalam masalah,

atau ketika kita sedang tersakiti.
Tapi sepertinya kamu wanita yang agak berbeda menurutku.
Maaf, jika aku menjulukimu "Wanita Pembuat Status", tak perlu bertanya kenapa, pasti kamu tahu kenapa?

Tenang saja aku tidak ingin mencampuri urusanmu. 

Mungkin mudah terhindar dari statusmu, tinggal delete saja, itu fikir ku,
tapi... aku khawatir, 
khawatir aku berdosa jika tidak mengingatkanmu.

Teman,

Segitu banyakkah masalahmu? 
Kamu tahu, siapa pemberi masalah? Dan siapa juga yang bisa memberi solusi terhadap masalah? 
Tentu kamu tahu, bukan status media sosial mu.

Apa kamu nyaman seperti ini?

Jika kamu merasa nyaman, pertimbangkanlah apa orang yang melihat itu merasa nyaman?
Apa kamu merasa bahagia? sungguh bagaimana masalah mu bisa pergi, jika kamu sendiri malah merasa bahagia dengan masalah yang kamu tuangkan dalam statusmu, 

Temanku, jika memang tidak ada yang menemanimu, apa tulisan statusmu mendengarkanmu?

Temanku, jika memang tidak ada yang mengertimu, apakah tulisan statusmu membantumu?

Aku tahu, pasti kamu lebih tahu apa yang terbaik untukmu. :)


Kamis, 05 Februari 2015

Lelaki Ku

Diposting oleh Unknown di 00.12 1 komentar
Hai Lelaki ku.

Peluk kerinduanku melalu surat ini.

Rasanya sudah lama sekali ya kita tak bertemu? Bahkan aku lupa kapan terakhir kali kita bertemu.
Dan sekarang aku sedang rindu , aaahh bukan hanya kali ini saja aku rindu, biasanya pun aku selalu rindu.

Apa kabar kamu?
Apa masih sekuat dulu?
Saat aku lemah dan butuh perlindungan, kamu selalu ada dan selalu membela.
Rindu sekali rasanya aku akan sosok dirimu.

Kamu adalah Lelaki yang tidak akan pernah bisa tergantikan oleh lelaki manapun.

Aku selalu mencoba menutup telinga saat mereka mencoba mencaci rindu ku padamu.
Aku selalu coba menutup mata ketika masa lalu mengusik rindu ku ini.
Aku cuma rindu kamu, bukan dengan hal yang selalu mereka ributkan tentang dirimu.
Aku cuma ingin pelukanmu, bukan ingin ingatan buruk tentang dirimu.

Lelaki berkumis tipis.
Masihkah kamu ingat?
Saat teman-teman cowokku selalu meledeki aku "si kumis".
Kamu tahu kenapa? Karena mereka sering melihatmu menjemput aku, mereka melihatmu berkumis tipis,
bagi mereka kamu terlihat seram walaupun hanya berkumis tipis.
Ledekan mereka pun semakin menjadi karena aku juga memang berkumis tepat diatas bibir ku, tentunya kumis ku ini lebih tipis dan tidak seperti kamu. hehe
Karena seringnya mereka meledek, aku pun selalu mengadu padamu, kesal dengan kelakuan teman-teman ku. Sungguh sekarang aku mengingat itu rasanya lucu sekali.

Dulu aku memang sempat heran, aku kan wanita, tapi kenapa ada kumis tipis seperti ini?
Tapi aku sekarang bersyukur, jarang ternyata wanita berkumis, dan aku harus menysukurinya.
.
Kamu tahu? Teman-teman dulu yang sering meledeki aku, sekarang mereka malah balik menyukaiku,
bahkan mengejar cinta putri mu ini. Andai saja aku masih bisa mengadu ini juga padamu.
Seandainya kamu bisa lihat putri kecil mu ini sudah tumbuh menjadi gadis yang bisa sedikit kamu banggakan.
Tapi, yasudahlah...

Lelaki yang selalu menuruti keinginan ku.
Saat aku tidak mampu membeli apa yang aku ingini, aku selalu rindu masa kecil ku,
menangis karena menginginkan mainan kesukaan ku, dan kamulah yang selalu mau menuruti ku.
Tapi kini, aku hanya bisa merindu, menahan yang aku ingini dan berusaha sampai aku bisa meraihnya sendiri.

Masihkah kamu mau menuruti aku jika nanti kita bertemu? 
Bahkan ketika kamu membaca surat ini, aku ingin kamu langsung menuruti keinginanku,
keinginan yang ingin sekali bertemu denganmu.

Lelaki yang ku sebut sebagai Ayah,
Sudah terlalu jauh sekali masa dimana kamu selalu ada. Sungguh aku merindukan kamu...
Aku mungkin berdosa. Aku diam-diam iri.
Iri saat teman-teman ku begitu khawatirnya untuk pulang malam, karena sudah diperingatkan sebelumnya oleh Ayah mereka.
Aku iri saat mereka tengah sibuk dengan HP mereka.
Saat sedang bermain mereka sibuk ditelpon oleh ayahnya. 
Ditanya sedang apa, dimana, dan sama siapa?

Tapi aku?
Aku hanya bisa menghela nafas kerinduan saja untuk mu.
Sungguh perhatian yang sudah lama sekali tidak pernah aku dapatkan ini selalu membuat rinduku tak kunjung henti akan dirimu.

Ayahku. Meski aku tak juga dapat bertemu denganmu,
Ketahuilah, doaku selalu ada untukmu.


Salam rindu,
Putri kecil mu...

Rabu, 04 Februari 2015

'LMNO' Sebuah awalan yang tidak akan berakhir

Diposting oleh Unknown di 00.32 1 komentar
Teruntuk 3 Wanita pemberi semangatku.
Kali ini suratku bertema For The First Time In Forever.
Aaah... Baru membacanya saja, aku langsung teringat kalian.

Tuhan memang menciptakan banyak sekali manusia dibumi ini,
Termasuk aku dan kalian telah tercipta.
Tapi kita tidak sekedar hanya untuk diciptakan, melainkan telah direncanakan Tuhan untuk dipertemukan.

Ingatkah bagaimana kita bertemu dan memulai pertemanan ini pertama kali?

Waktu itu kita baru memulai perkuliahan. Ah rasanya muka kita masih seperti memakai topeng.
Berusaha terlihat baik, tapi sebenarnya tidak tahu mana yang baik.
Dan kita disatukan dalam satu kelompok.
Tentunya kelompok ini memaksa kita untuk rutin bertemu,
rutin bertemu dengan kalian? Buat ku ini terasa canggung sekali, bahkan wajah kalian seperti begitu tak menyukai aku.

Ternyata bukan hanya aku yang beranggapan bahwan kalian tidak menyukai aku, 

bahkan kalian pun mengira aku sosok wanita yang judes. Memang aku tidak pernah ingin banyak bicara dengan orang yang tidak terlalu dekat.
Dan Tentu saja kelompok ini pun tak hanya ada kita, tapi ada teman-teman kita yang lain didalamnya.
Dan lihatlakan kini teman, sepertinya Tuhan menghendaki kita lebih dari sekedar teman. 

Mungkin pepatah benar "tak kenal maka tak sayang", walau sebenarnya tak semua yang aku kenal itu aku sayang seperti aku menyayangi kalian. Sungguh aku menyayangi kalian...


Kebetulan atau tidak, sengaja atau tidak. Ini sudah rencana Tuhan. Tuhan telah menciptakan nama berawalan LMNO.

ini bukan sebuah nama genk atau kelompok, kalian tahu? ini nama awalan kita.
L yang berarti aku yaitu Lismawati,
M yang berarti Metta Afrilia,
N yang berarti Noviyanti, dan...
O yang berarti Ola Marifah.





Dan apa kalian tahu @ikavuje menerima surat dari awalan LMNO, mungkin tidak ada sangkut pautnya dengan kita. hehe, tapi aku menjadi teringat sekali dengan kalian.

Hampir 2 tahun sudah, Aku bahagia sekali dipertemukan dengan kalian.

Aku tahu dalam hubungan pasti suka terjadi amarah, tapi kalian tak pernah menghabiskan waktu dalam amarah.
Kalian mau saling berbagi, kalian mampu mengerti, dan kalian selalu ingin mendengar. Dan kalian selalu ada disaat sedih senang, disaat apapun itu.
Bersama kalian, tawaku lepas.
Bahkan tak pernah sedikitpun kita tidak pernah tidak tertawa disaat bersama, selalu ada aja saja yang membuat kita bahagia.

Semoga nama kita menjadi awalan untuk hubungan kita yang tidak akan pernah berakhir.


Salam sayang untukku kita. 

LMNO.


Senin, 02 Februari 2015

Cinta itu Kita. Bukan Aku atau Kamu.

Diposting oleh Unknown di 20.47 2 komentar
Sayang,
ijinkan aku menulis ini untuk mu.
Bahkan ketika kamu tidak mengijinkannya, mungkin surat ini sudah menjadi ribuan kata yang entah akan dibaca oleh mu atau tidak, disukai oleh mu atau tidak, aku tidak ingin banyak berharap.

Sayang, masihkah ada sayang itu diantara kita? Ketika ego kita tak juga kunjung mereda. 
Bahkan kini hubungan kita pun terancam punah.

Kamu memang sangat indah, sangat membahagiakan, tetapi kenapa kamu juga bisa sangat menyakitkan?
Kamu begitu indah dengan perhatianmu, tapi kamu juga melukai dengan pemikiranmu.
Kamu selalu berkata kamu bisa mendengar aku, tapi kenyataannya aku merasa kamu yang ingin selalu didengar!
Hubungan bukan tentang kamu, tapi kita. Ada kamu dan juga ada aku didalamnya.

Kamu bertanya, aku menjawab, tapi selalu otakmu yang memenangkannya.
Kamu meminta, aku menuruti, tapi kenapa tak pernah ada cukupnya?
Ini tentang Kita, bukan Aku, bukan.. Bukan juga Kamu...

Selama ini aku menuruti, tapi kamu seperti tidak pernah bersyukur.
Selama ini aku mengalah, dan kini aku merasa lelah.

Aku tidak berharap kamu mengalah, karena aku juga tak ingin mengalah.

Jika kanan dan kiri tak kunjung ada baiknya, masih ada tengah yang mampu mengatasinya
Jika pilihan kamu dan aku sama-sama saling tak bisa dianggap baik, apa tidak bisa memilih jalan yang baik untuk keduanya?

Ketahuilah aku menyayangimu, sangat menyayangimu.
Tapi bagaimana bisa aku menyayangimu jika aku tidak sayang pada diriku?
Karena aku merasa tidak ada keadilan untukku.

Cinta bukan tentang menekankan keinginan satu orang,
Cinta bukan tentang menuruti yang baik 'menurut satu orang'.
Cinta bukan tentang pemikiran 'satu orang'.
Cinta bukan tentang mau menuruti 'satu orang'.
Bukan, Jika Cinta seperti itu, Bukankah satu orang sepertimu sudah cukup adanya? 
Lalu untuk apa aku ada?

Cinta itu kita.
Cinta itu tidak memilih kanan atau kiri, tapi tengah.
Cinta bukan bagaimana yang baik menurut aku atau kamu, tapi kita.
Cinta itu tentang kita, ini cinta kita...

Aku memang tidak baik, tapi apakah kamu merasa diri kamu baik?
Aku memang egois, tapi apakah kamu merasa kamu tidak egois?

Aku tidak ingin menuruti egomu, tapi bukan berarti aku mau menuruti egoku.

Aku ingin yang terbaik untuk kita, bukan untuk kamu, juga bukan untuk aku.

Sayang, 
Mengertilah, jika ingin dimengerti.
Mendengarlah jika ingin didengar.

Ketahuilah, aku menyayangi mu, masih selalu menyayangimu.
Masihkah ada yang lebih penting dari hubungan dan rasa sayang kita?...



 

Ketikan Jemari Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos