Kamis, 05 Februari 2015

Lelaki Ku

Diposting oleh Unknown di 00.12
Hai Lelaki ku.

Peluk kerinduanku melalu surat ini.

Rasanya sudah lama sekali ya kita tak bertemu? Bahkan aku lupa kapan terakhir kali kita bertemu.
Dan sekarang aku sedang rindu , aaahh bukan hanya kali ini saja aku rindu, biasanya pun aku selalu rindu.

Apa kabar kamu?
Apa masih sekuat dulu?
Saat aku lemah dan butuh perlindungan, kamu selalu ada dan selalu membela.
Rindu sekali rasanya aku akan sosok dirimu.

Kamu adalah Lelaki yang tidak akan pernah bisa tergantikan oleh lelaki manapun.

Aku selalu mencoba menutup telinga saat mereka mencoba mencaci rindu ku padamu.
Aku selalu coba menutup mata ketika masa lalu mengusik rindu ku ini.
Aku cuma rindu kamu, bukan dengan hal yang selalu mereka ributkan tentang dirimu.
Aku cuma ingin pelukanmu, bukan ingin ingatan buruk tentang dirimu.

Lelaki berkumis tipis.
Masihkah kamu ingat?
Saat teman-teman cowokku selalu meledeki aku "si kumis".
Kamu tahu kenapa? Karena mereka sering melihatmu menjemput aku, mereka melihatmu berkumis tipis,
bagi mereka kamu terlihat seram walaupun hanya berkumis tipis.
Ledekan mereka pun semakin menjadi karena aku juga memang berkumis tepat diatas bibir ku, tentunya kumis ku ini lebih tipis dan tidak seperti kamu. hehe
Karena seringnya mereka meledek, aku pun selalu mengadu padamu, kesal dengan kelakuan teman-teman ku. Sungguh sekarang aku mengingat itu rasanya lucu sekali.

Dulu aku memang sempat heran, aku kan wanita, tapi kenapa ada kumis tipis seperti ini?
Tapi aku sekarang bersyukur, jarang ternyata wanita berkumis, dan aku harus menysukurinya.
.
Kamu tahu? Teman-teman dulu yang sering meledeki aku, sekarang mereka malah balik menyukaiku,
bahkan mengejar cinta putri mu ini. Andai saja aku masih bisa mengadu ini juga padamu.
Seandainya kamu bisa lihat putri kecil mu ini sudah tumbuh menjadi gadis yang bisa sedikit kamu banggakan.
Tapi, yasudahlah...

Lelaki yang selalu menuruti keinginan ku.
Saat aku tidak mampu membeli apa yang aku ingini, aku selalu rindu masa kecil ku,
menangis karena menginginkan mainan kesukaan ku, dan kamulah yang selalu mau menuruti ku.
Tapi kini, aku hanya bisa merindu, menahan yang aku ingini dan berusaha sampai aku bisa meraihnya sendiri.

Masihkah kamu mau menuruti aku jika nanti kita bertemu? 
Bahkan ketika kamu membaca surat ini, aku ingin kamu langsung menuruti keinginanku,
keinginan yang ingin sekali bertemu denganmu.

Lelaki yang ku sebut sebagai Ayah,
Sudah terlalu jauh sekali masa dimana kamu selalu ada. Sungguh aku merindukan kamu...
Aku mungkin berdosa. Aku diam-diam iri.
Iri saat teman-teman ku begitu khawatirnya untuk pulang malam, karena sudah diperingatkan sebelumnya oleh Ayah mereka.
Aku iri saat mereka tengah sibuk dengan HP mereka.
Saat sedang bermain mereka sibuk ditelpon oleh ayahnya. 
Ditanya sedang apa, dimana, dan sama siapa?

Tapi aku?
Aku hanya bisa menghela nafas kerinduan saja untuk mu.
Sungguh perhatian yang sudah lama sekali tidak pernah aku dapatkan ini selalu membuat rinduku tak kunjung henti akan dirimu.

Ayahku. Meski aku tak juga dapat bertemu denganmu,
Ketahuilah, doaku selalu ada untukmu.


Salam rindu,
Putri kecil mu...

1 komentar:

ikavuje on 5 Februari 2015 pukul 09.58 mengatakan...

dia pasti juga melihatmu dengan senyuman
semangaaattttt

Posting Komentar

 

Ketikan Jemari Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos